Penguatan Kearifan Lokal (Local Wisdom) dan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) Melalui Sabtu Budaya di SMP Negeri Se-Kota Mataram
Authors
Sawaludin Sawaludin , Muh. Zubair , I Nengah Agus Tripayana , Basariah Basariah , Fitriah Artina , Sirrul Auvia , Khairil KhanimDOI:
10.29303/jipp.v10i4.4099Published:
2025-10-27Issue:
Vol. 10 No. 4 (2025): NovemberKeywords:
Sabtu Budaya, kearifan lokal, civic disposition, Global Citizenship EducationArticles
Downloads
How to Cite
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Sabtu Budaya dalam memperkuat kearifan lokal (local wisdom) dan membentuk watak kewarganegaraan (civic disposition) siswa SMP Negeri di Kota Mataram. Urgensi penelitian ini berangkat dari kebutuhan pendidikan di Indonesia untuk mengembangkan pembelajaran yang kontekstual, holistik, dan berakar pada nilai budaya lokal, sekaligus memperkuat karakter kebangsaan di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial yang cepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus (case study design). Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan guru, siswa, dan kepala sekolah, serta dokumentasi kegiatan Sabtu Budaya di beberapa sekolah negeri di Kota Mataram. Analisis data dilakukan dengan model interaktif Miles & Huberman melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta diuji keabsahannya menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sabtu Budaya berfungsi sebagai media pembelajaran kontekstual dan berbasis pengalaman (experiential learning) yang efektif dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Sasambo ke dalam pendidikan karakter dan kewarganegaraan. Kegiatan seperti begibung, pertunjukan seni, dan permainan tradisional menumbuhkan rasa kebanggaan budaya, kedisiplinan, tanggung jawab sosial, gotong royong, serta toleransi di kalangan siswa. Lebih jauh, praktik ini memperkuat civic disposition melalui keterlibatan aktif dan refleksi sosial budaya yang menumbuhkan sikap partisipatif, empati, dan kesadaran demokratis. Implementasi Sabtu Budaya juga memperlihatkan keterpaduan antara nilai lokal dan visi Global Citizenship Education, di mana siswa belajar menjadi warga global tanpa kehilangan akar budaya lokalnya. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan fasilitas dan variasi dukungan kebijakan, kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, dan komunitas budaya mampu menjaga keberlanjutan program. Dengan demikian, Sabtu Budaya menjadi model pembelajaran transformatif yang tidak hanya melestarikan tradisi Sasambo, tetapi juga membentuk generasi muda yang kritis, kreatif, toleran, dan berkarakter Pancasila.
References
Adnyana, I. M., Wesnawa, I. G. A., & Ariawan, K. (2023). Cultural-Based Learning to Strengthen Local Wisdom and Student Character in Bali. Journal of Social Education Research, 7(2), 145–159.
Agustin, D. S. Y. (2011). Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 4(2), 177–185.
Anderson, J., & Gutiérrez, K. (2020). Education and the politics of knowledge: Towards a transformative pedagogy for equity. Routledge.
Arthur, J., Kristjánsson, K., & Harrison, T. (2017). Teaching character and virtue in schools. Routledge.
Banks, J. A. (2008). An introduction to multicultural education (4th ed.). Pearson.
Branson, M. S. (1998). The role of civic education. Calabasas, CA: Center for Civic Education.
Branson, M. S. (1999). Educating citizens for democracy. Teachers College Press.
Budimansyah, D. (2002). Model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio. Genesindo..
Budimansyah, D. (2012). Perancangan pembelajaran berbasis karakter. Bandung: widiya aksara.
Carolina, N., Riandi, R., & Rochintaniawati, D. (2023). Integrasi potensi lokal dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan literasi budaya siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(1), 33–45.
Center for Civic Education. (1994). National standards for civics and government. Calabasas, CA: Center for Civic Education.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches (4th ed.). SAGE Publications.
Devi, Trisnawati (2025) Pengaruh Program Sabtu Budaya Terhadap Literasi Budaya Siswa Sekolah Dasar Di SDN 1 Narmada. Undergraduate Thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram.
Dewey, J. (1938). Experience and education. New York, NY: Macmillan.
Epstein, J. (2018). School, Family, and Community Partnerships: Preparing Educators and Improving Schools. Routledge.
Fauziah, P. N., Sumardi, L., & Fauzan, A. (2023). Eksplorasi Kearifan Lokal Sasak sebagai Sumber Belajar PPKn Sekolah Menengah Pertama Kelas IX. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(2), 2443–2453.
Fazriyanti V, Nisa Khairun, Zain Amrullah. (2024). Implementasi Program Sabtu Budaya Dalam Penguatan Nilai Pendidikan Karakter Mandiri Dan Integritas Siswa SD Negeri 2 Semayan. Jurnal ilmiah Pendidikan Dasar, 09(04). 231-244.
Freire, P. (2018). Pedagogy of the Oppressed (50th Anniversary Edition). Bloomsbury.
Gay, G. (2018). Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, and Practice (3rd ed.). New York: Teachers College Press.
Giroux, H. A. (2020). On critical pedagogy (2nd ed.). London: Bloomsbury Academic.
Gruenewald, D. A. (2003). The best of both worlds: A critical pedagogy of place. Educational Researcher, 32(4), 3–12.
Gruenewald, D. A., & Smith, G. A. (2014). Place-Based Education in the Global Age. Routledge.
Harefa, D., Adnyana, I. M., Wesnawa, I. G. A., & Ariawan, K. (2023). Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Berbasis Pengalaman. Jurnal Pendidikan Karakter, 13(1), 12–24.
Hidayati, N. (2021). Integrasi teknologi digital dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan, 11(1), 55–68.
Hoskins, B., & Crick, R. D. (2010). Learning to learn and civic competences: Different currencies or two sides of the same coin? European Journal of Education, 45(1), 121–137.
Hoskins, B., D’Hombres, B., & Campbell, J. (2008). Measuring active citizenship in Europe. European Commission: JRC Scientific and Technical Reports.
Japar, M., Fadhillah, R., & Komin, W. (2022). The implementation of multiculturalism learning model based on local wisdom in civic education. Jurnal civic, 19(2), 187–195.
Kemendikbudristek. (2021). Kebijakan pendidikan berbasis budaya lokal. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Kolb, D. A. (2015). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development (2nd ed.). Pearson Education.
Kretzmann, J. P., & McKnight, J. L. (1993). Building communities from the inside out: A path toward finding and mobilizing a community’s assets. ACTA Publications.
Ladson-Billings, G. (2021). Culturally Relevant Pedagogy: Asking a Different Question. Harvard Educational Review, 91(3), 346–365.
Lickona, T. (2013). Educating for character: How our schools can teach respect and responsibility. Bantam Books.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic inquiry. SAGE Publications.
McConaghy, C. (2000). Rethinking Indigenous Education: Culturalism, Colonialism and the Politics of Knowing. Flaxton: Post Pressed.
Merriam, S. B., & Tisdell, E. J. (2016). Qualitative research: A guide to design and implementation (4th ed.). Jossey-Bass.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). SAGE Publications.
Mufidah, N., & Setiawan, D. (2024). Pengaruh model problem based learning berbasis kearifan lokal terhadap keterampilan berpikir kritis dan karakter siswa sekolah menengah. Jurnal Pendidikan Karakter, 14(1), 72–89.
Muzakir, I. W. S. (2024). Kearifan Lokal Suku Sasak sebagai Sumber Nilai Pendidikan di Persekolahan: Sebuah Kajian Etnopedagogi. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(1), 93–107.
Nieto, S. (2010). The Light in Their Eyes: Creating Multicultural Learning Communities. New York: Teachers College Press.
Nurmayanti, A., Ismail, M., Sawaludin, S., & Yuliatin, Y. (2023). Implementasi Program Sabtu Budaya Sebagai Penguatan Civic Disposition di SMP Negeri 15 Mataram. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(1b), 602–612.
OECD. (2019). OECD Learning Compass 2030: A Series of Concept Notes. Paris: OECD.
Patrick, J. J. (2003). Essential elements of education for citizenship. In Education for civic engagement in democracy (pp. 7–18). Bloomington, IN: ERIC Clearinghouse.
Patton, M. Q. (2015). Qualitative research & evaluation methods (4th ed.). SAGE Publications.
Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2021 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Riyanti, E., & Novitasari, D. (2022). Penguatan pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal melalui kolaborasi guru, siswa, dan masyarakat. Jurnal Pendidikan Sosial dan Kewarganegaraan, 9(2), 87–99.
Rosaldo, R. (1999). Cultural citizenship, inequality, and multiculturalism. In W. V. Flores & R. Benmayor (Eds.), Latino cultural citizenship: Claiming identity, space, and rights (pp. 27–38). Boston, MA: Beacon Press.
Schweisfurth, M. (2013). Learner-centred education in international perspective: Whose pedagogy for whose development? Routledge.
Setiawan, H., & Mulyati, S. (2020). Tantangan implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam pendidikan dasar di Indonesia. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 5(2), 101–114.
Smith, G. A. (2022). Learning in Local Contexts: The Power of Place-Based Education. Teachers College Press.
Smith, L. T. (2012). Decolonizing methodologies: Research and indigenous peoples (2nd ed.). Zed Books.
Sriyati, S., Septiani, F., Udayani, K. S. H., & Amprasto, A. (2021). Local Wisdom-Based Teaching Materials to Improve Student Problem-Solving. Jurnal Bioedukatika, 9(2), 111–127.
Suyatno, Baedowi, A., & Rohman, M. (2019). Kesenjangan antara kebijakan dan praktik dalam implementasi pendidikan karakter di Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, 25(3), 209–222.
Tilaar, H. A. R. (2020). Kebudayaan dan Pendidikan Nasional: Tantangan Abad XXI. Jakarta: Gramedia.
UNESCO. (2017). Global Citizenship Education: Topics and Learning Objectives. Paris: UNESCO.
UNESCO. (2021). Education for Sustainable Development: A Roadmap. Paris: UNESCO.
UNESCO. (2022). Global citizenship education: Topics and learning objectives. Paris: UNESCO Publishing.
Westheimer, J., & Kahne, J. (2004). What kind of citizen? The politics of educating for democracy. American Educational Research Journal, 41(2), 237–269.
Winataputra, U. S., & Budimansyah, D. (2012). Civic Education: konteks, landasan, bahan ajar dan kultur kelas. Bandung: Prodi PKn SPS UPI.
Yanti, Y. K., Sumardi, L., Sawaludin, & Yuliatin. (2023). Eksplorasi Potensi Kearifan Lokal Sasak Desa Bayan sebagai Sumber Belajar PPKn Sekolah Menengah Atas Kelas X. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(3).
Yin, R. K. (2018). Case study research and applications: Design and methods (6th ed.). SAGE Publications.
Yuliani, D. (2023). Nilai-nilai budaya pasar terapung dalam pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Karakter dan Kewarganegaraan, 11(2), 145
–160.
License
Copyright (c) 2025 Sawaludin Sawaludin, Muh. Zubair, I Nengah Agus Tripayana, Basariah Basariah, Fitriah Artina, Sirrul Auvia, Khairil Khanim

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
klik di sini 



















