Eksistensi dan Peran Elit dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Pada Masyarakat Dusun Sade Desa Rambitan Lombok Tengah
Authors
Sawaludin Sawaludin , Muhammad Mabrur Haslan , Basariah BasariahDOI:
10.29303/jipp.v7i4b.941Published:
2022-11-25Issue:
Vol. 7 No. 4b (2022): DesemberKeywords:
Eksistensi, Nilai-Nilai Kearifan Lokal, Peran Elit.Articles
Downloads
How to Cite
Abstract
Nilai-nilai kearifan lokal yang di anut oleh masyarakat Sade memiliki kekhasan tersendiri dibanding dari masyarakat adat lainnya, ini bisa dilihat dari cara mempertahankan bentuk rumah, adat istiadat/kebiasaan sehari-hari, cara bertenun dan lainnya. Sehingga inilah yang menjadi tolak ukur nilai-nilai keraifan lokal masih terjaga dengan baik walaupun dilanda dengan arus modernisasi. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan dan menggambarkan kearifan lokal masyarakat Sade; (2) mengidentifikasi nilai-nilai filosofis kearifan lokal; (3) mengetahui peran elit dalam mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat adat dusun sade di tengah arus modernisasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis kualitatif dengan langkah-langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak kearifan lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat Sade, baik yang berwujud nyata (Tangible) maupun yang tidak berwujud nyata (Intangible). Adapun yang Tangible digambarkan dalam tiga bentuk yaitu tektual (takepan), bangunan/arsitektur (bale, alang dan berugak), benda cagar budaya (gendang beleq, seni tari (tari presean, tari gendang beleq, tari tempenges, tari petuk, tari kayak, dan tari oncer), seni suara (tandak mare, tandak gawah, tandak tengak malem, tandak mataq, dan tandak najuk), menenun/nyensek (motif ragi genap, tapuk kemalu, kediri, beaq belating, beak sebie, batang empat, selutut, klungkung, banyu mas dan kembang komaq), senjata-senjata tradisional (keris, kelewang (pedang), candekan (tombak), tombak mamas (ter), dan lading kuning)). Sedangkan yang Intangible digambarkan melalui lima bentuk yaitu: awiq-awiq, sesenggak, lelakaq, kayaq, dan wewaran. Sekaitan dengan nilai-nilai filosofis yang terkandung dari berbagai kearifan lokal tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) nilai kerohanian (nilai kebaikan dan nilai religius), (2) nilai etis (etika), (3) nilai toleransi (4) nilai estetik. Dalam hal inipun tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh pemuda sama-sama berperan dalam mempertahankan, melestraikam dan mewariskan nilai-nilai kearifan lokal yang ada kepada generasi selanjutnya, dalam setiap kegiatan para tokoh selalu memberikan pengarahan serta sosialisasi kepada elit muda yang ada untuk bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan Budayawan, Pejabat serta berbagai instansi terkait seperti  DISPARBUD, Pemerintah Kabupaten, Provinsi, dan pusat agar kearifan lokal yang ada di Sade terus terjaga kelestariannya.
References
Banda, M. M. (2016). Upaya kearifan lokal dalam menghadapi tantangan perubahan kebudayaan. Makalah Konferensi Internasional. Medan: Fakultas Pascasarjana USU.
Barker, Chris (2009). Cultural Studies: Teori dan Praktek (terj. Noerhadi dan Sihabul
Millah) Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Daniah, D. (2016). Kearifan lokal (local wisdom) sebagai basis pendidikan karakter. PIONIR: Jurnal Pendidikan, 5(2).
Dessy Anwar (2002). Kamus lengkap Bahasa Indonesia / penyusun, Dessy Anwar. Surabaya: Amelia.
Diniarti, D. A. (2017). Peribahasa (Sesenggaq) Sasak Sebagai Sastra Daerah Masyarakat Sasak Pulau Lombok (Kajian Semiotik Kultural). Fkip e-Proceeding, 273-284.
Azizah (2020). https://www.merdeka.com/trending/toleransi-adalah-bentuk-menghargai-ketahui-pengertian-jenis-dan-manfaat.html
H Hermanto Suaib, M. M. (2017). Suku Moi: nilai-nilai kearifan lokal dan modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat. An1mage.
Hartini, S. (2015). Eksistensi PT. Pegadaian (persero) cabang perawang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat menurut perspektif ekonomi islam (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Hasanah, R. (2019). Kearifan lokal sebagai daya tarik wisata budaya di Desa Sade Kabupaten Lombok Tengah. DESKOVI: Art and Design Journal, 2(1), 45-52.
Hidayati, D. (2017). Memudarnya nilai kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. Jurnal Kependudukan Indonesia, 11(1), 39-48.
K. B. B. I. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kementerian Pendidikan Dan Budaya.
Laily, R. F. (2016). Pendidikan Toleransi pada Masyarakat Suku Sasak di Dusun Sade Desa Rembitan Kecamatan Pujut Kebupaten Lombok Tengan NTB (Doctoral dissertation, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan).
Najamuddin, N. (2018). Fungsi “Lelakaq†Pada Masyrakat Sasak. El-Tsaqafah: Jurnal Jurusan PBA, 17(1), 51-64.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook.
Moleong, Lexy, J. (1996), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Muaini, M., & Zainudin, Z. (2017). Nilai Religi Arsitektur Rumah Adat Sasak Dusun Sade Desa Rembitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 2(2), 38-42.
Muliyadi, Lalu (2014). Sejarah Gumi Sasak Lombok. Program Studi Arsitektur Institut Nasional Malang
Murahim. (2011). Nilai-Nilai Budaya Sasak Kemidi Rudat Lombok: Perspektif Hermeneutika. Mabasan, 5(2), 59-79.
Rambalangi, R., Sambiran, S., & Kasenda, V. (2018). Eksistensi Lembaga Adat Dalam Pembangunan Kecamatan Tawalian Kabupaten Mamasa (Suatu Studi Di Kecamatan Tawalian Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat). JURNAL EKSEKUTIF, 1(1).
Rodhi, N. N. (2022). Metodologi Penelitian. Media Sains Indonesia.
Suarsana, I. N. (2016). Etnografi Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Pustaka Larasan bekerja sama dengan Program Studi Antropologi, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana.
Susiati, S., Masniati, A., & Iye, R. (2021). Kearifan Lokal Dalam Perilaku Sosial Remaja Di Desa Waimiting Kabupaten Buru. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 7(1), 8-23.
Syafrizal, S., & Calam, A. (2019). Local Wisdom: Eksistensi Dan Degradasi Tinjauan Antropologi Sosial (Ekplorasi Kearifan Lokal Etnik Ocu Di Kampar Riau). EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 5(2).
Yuliatin, Y., Haslan, M. M., Sawaludin, S., & Basariah, B. (2021). Kurikulum PPKn dan Peluang Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Prosiding SAINTEK, 3, 471-482.
Yuliatin, Y., Sawaludin, S., & Haslan, M. M. (2022). Kearifan Lokal Suku Sumawa yang dapat Diintegrasikan dalam Pembelajaran PPKn SMP. CIVICUS: Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 9(2), dari doi: 7-14. https://doi.org/10.31764/civicus.v9i2.6832
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.