Rekonstruksi Pengetahuan Sains Ilmiah Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat di Pinggiran Danau Sentani Jayapura
Penulis
Putu Victoria M. Risamasu , Jan Pieter , I Wayan GunadaDOI:
10.29303/jipp.v8i4.1866Diterbitkan:
2023-11-30Terbitan:
Vol 8 No 4 (2023): NovemberKata Kunci:
Etnosains, Rekonstruksi, Jayapura-Papua.Articles
##submission.downloads##
Cara Mengutip
Abstrak
Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat sesunguhnya adalah modal pembelajaran IPA di sekolah, potensi tersebut ditemukan pada masyarakat Suku Homfolowkhouw yang tinggal di pinggiran danau Sentani Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi sains alamiah dan merekonstuksinya menjadi sains ilmiah yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran IPA. Jenis penelitian adalah kualitatif fenomenologis etnosains dengan seting pada masyarakat di pinggiran danau Sentani, dengan metode wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Jumlah informan kunci pada awal penelitian adalah 3 orang terdiri dari kepala suku, guru IPA yang merupakan warga setempat dan tua-tua adat, instrument yang dipergunakan adalah panduan wawancara, panduan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis data kualitatif model Mills dan Huberman (1992). Hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa etnosains yang berasal dari pengetahuan asli masyarakat dapat diimplementasikan pada pembelajaran IPA karena memuat konsep IPA ilmiah. Etnosains yang ada di masyarakat Suku Homfolowkhouw adalah tanaman obat-obatan tradisional terdiri dari daun sagu (Metroxylon sagu), sirih hutan (Piper aduncum L.), sambiloto (Andrographis paniculate), mengkudu (Morinda citrifolia) dan penggunaan Papeda hangat untuk menyembuhkan luka. Perkakas kerja ditemukan dalam alat penangkap ikan dari kulit kayu (wauw), alat tokok sagu (femca), dayung (Ropeng), kampak batu, dan parang, Pada bidang seni ditemukan pada tifa dan kain rumbai, ilmu perbintangan untuk menentukan awal musim bercocok tanam dan waktu nelayan menangkap ikan dan teknologi tradisional yang memampukan masyarakat local membangun rumah terapung di atas danau Sentani.
Referensi
Battiste, M. (2005). Indigenous Knowledge: Foundations for First Nations. WINHEC: International Journal of Indigenous Education Scholarship, (1), 1-17. Retrieved from https://journals.uvic.ca/index.php/winhec/article/view/19251
Duit, R., & Treagust, D. F. (2007). Conceptual Change: A Powerful Framework for Improving Science Teaching and Learning. International Journal of Science Education, 25(6), 671–688. https://doi.org/10.1080/0950069032000076652
Hasanah, N et al. (2021). Ethnophysical Integration in Cooperative Learning Based on Batak Culture to Improve Generic Skills of Science (GSS) and Student Teamwork. Jurnal Pendidikan Fisika, 10(1). 67 – 71. https://doi.org/10.22611/jpf.v10i1.14056
Lia, L & Sugiarti. (2022), Development of Physics Learning Multimedia with Tutorial Model Based on Local Wisdom ‘Tebing Gerinting’ for Middle School, JPFT. 8(2) 282-292. http://dx.doi.org/10.29303/jpft.v8i2.4404
Lubis, S. P. W., Suryadarma, I. G. P., Paidi., & Yanto, B. E. (2022). The effectiveness of problem-based learning with local wisdom oriented to socio-scientific issues. International Journal of Instruction, 15(2), 455-472. https://doi.org/10.29333/iji.2022.15225a.
Maryono et al. (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Kultur Budaya Jawa Melalui Pendekatan Culturally Responsive Teaching. Jurnal Pendidikan Fisika, 10(1), 13 – 24. https://doi.org/10.22611/jpf.v10i1.13064
Ogawa, M. (2004). Education of indigenous science: Japan's experiences.
Paper presented at the International Workshop, Role of Indigenous Knowledge in Schools, University of Hawaii-Manoa, Hawaii, US.
Permendikbud (2013). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan No 68 Tahun 2013 tentang standar proses.
Pieter, J., Risamasu, P.V.M. & Triwiyono (2023). Development of Jayawijaya Local Wisdom Teaching Materials to Improve Science Process Skills. JIPI, 11(2), 93-101. https://doi.org/10.31957/jipi.v11i2.3077
Ramdiah, Abidinsyah, Royani, Husamah, & Fauzi. (2020). South Kalimantan local wisdom-based biology learning model. European Journal of Educational Research, 9(2), 639–653. https://doi.org/10.12973/eu-jer.9.2.639
Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), 2239–2253. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/jipk.v13i1.17824
Risamasu, P.V.M., Pieter, J. & Gunada, I.W. (2023). Pengembangan Bahan Ajar IPA SMP Tema Perpindahan Kalor Berkonteks Etnosains Jayapura Papua. JIPP, 8(1b), 948-958. https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1b.1322
Setiawan, B., Innatesari, D.K., Sabtiawan, W.B & Sudarmin, S. (2017). The development of local wisdom-based natural science module to improve science literation of students. JPII. Vol. 6 No. 1 (hal. 49-54) https://doi.org/10.15294/jpii.v6il.9595. .
Srijayanti, P. & Derlina (2020). Ethnophysical Integration in Cooperative Learning Based on Javanese Culture to Improve Generic Science Skills and Student Self-Efficacy. Jurnal Pendidikan Fisika, 9(1). 30 – 34. https://doi.org/ 10.22611/jpf.v9i1.14058 .
Suastra, I.W., Jatmiko, B, Ristiati, N.P., & Yasmini, L.P.B. (2017). Developing characters based on local wisdom of bali in teaching physics in senior high school. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol. 6. No.2 (306-312). https://doi.org/10.15294/jpii.v6i2.10681
Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M., & Sumarni, W. (2017). Development of ethnoscience approach in the module theme substance additives to improve the cognitive learning outcome and student’s entrepreneurship. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 824. https://doi.org/10.1088/1742-6596/824/1/012024 .
Sudarmin, Khusniati, M., Nur F, Seyla A, & Khoirur R. (2018). Science analysis of “nginang“culture in context of science technology engineering and mathematics (stem) integration of ethnoscience. Proceedings of the International Conference on Science and Education and Technology 2018 (ISET 2018). https://dx.doi.org/10.2991/iset-18.2018.84.
Sudarmin, Selia, E, &Taufiq, M. (2018). The influence of inquiry learning model on additives theme with ethnoscience content to cultural awareness of students. International Conference on Mathematics, Science and Education 2017 (ICMSE2017).
Sudarmin. (2015). Pendidikan karakter, etnosains dan kearifan lokal (konsep dan penerapanya dalam penelitian dan pembelajaran sains). Semarang: Unnes.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung. AlfaBeta.
Sukri, A., Rizka, M. A., Sakti, H. G., Maududy, K. U., & Hadiprayitno, G. (2018). Designing an integrated curriculum based on local primacy and social reconstruction perspectives of West Nusa Tenggara, Indonesia. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(4), 467–475. https://doi.org/10.15294/jpii.v7i4.15272
Sumarni, W., Sudarmin, Wiyanto, & Supartono (2016). The recontruction of society indigenous science into scientific knowledge in the production process of palm sugar. Journal of Turkish Science Education, 13(4), (pp 281-292). DOI:10.12973/tused.10185a.
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Putu Victoria M. Risamasu, Jan Pieter, I Wayan Gunada
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.